Muhammadiyah Tekankan Pendidikan Karakter untuk Siswa Menuju Indonesia Emas
Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan
Jakarta, Satuju.com - Pembangunan sumber daya manusia ditegaskan Direktur Pusat Studi Muhammadiyah sekaligus Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan tidak dapat dilepaskan dari pembentukan karakter yang kuat dan berkelanjutan.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan pembukaan Seminar Pendidikan: “Menanamkan Karakter Siswa Hebat Menuju Indonesia Emas Melalui 7 Kebiasaan Anak Hebat” yang diselenggarakan Pusat Studi Muhammadiyah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI di SM Tower Malioboro, Yogyakarta pada Kamis (09/10).
Menurut Bachtiar, karakter adalah fondasi utama dalam membangun bangsa. Ia mengutip penggalan lirik lagu Indonesia Raya — Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya — sebagai pengingat bahwa pembangunan manusia harus dimulai dari pembentukan jiwa dan mentalitas, bukan semata-mata fisik atau kecerdasan intelektual.
“Salah satu landasan fundamental dalam membangun sumber daya manusia adalah karakter. Membangun karakter tidak bisa instan, tetapi harus melalui pendidikan yang kemudian membudaya,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa perubahan mentalitas manusia merupakan proses jangka panjang yang tidak bisa direvolusi atau dipaksakan dalam waktu singkat. “Mentalitas itu sejatinya perubahan yang panjang. Ia harus dibentuk dengan strategi budaya yang berjalan terus menerus,” tuturnya.
Bachtiar menjelaskan bahwa pembentukan karakter seperti disiplin, tertib, jujur, dan amanah harus dimulai sejak masa pendidikan. Proses tersebut, menurutnya, tidak mungkin terjadi dalam satu malam.
“Kita ingin memiliki anak didik yang cerdas, tapi juga berkarakter. Buat apa pintar kalau korupsi, tidak jujur, tidak amanah,” kata dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut menekankan.
Ia mengingatkan bahwa pendidikan sejati bukan hanya mencetak siswa yang unggul secara akademik, tetapi juga manusia yang memiliki integritas moral. “Kami ingin anak didik Muhammadiyah tidak hanya pintar, tapi juga jujur, disiplin, dan berakhlak baik,” ujarnya.
Bachtiar menambahkan bahwa kebiasaan baik harus terus dipelihara dan dibudayakan agar tidak hilang seiring waktu. “Kalau tidak dibudayakan, karakter-karakter baik itu akan menguap seperti uap,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI atas program 7 Kebiasaan Anak Hebat yang dinilai sejalan dengan visi pendidikan karakter Muhammadiyah. Program tersebut, menurutnya, dapat menjadi gerakan bersama untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara moral dan spiritual.
“Mudah-mudahan kementerian sukses dan menghasilkan siswa yang hebat-hebat, sehingga melahirkan anak muda yang benar-benar Indonesia,” tutupnya.

