Revolusi Dunia Kejuruan: Dinas Pendidikan Aceh Gagas SMK Penggerak Ekonomi Daerah
Rapat Koordinasi Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Tahun 2025 yang digelar di Banda Aceh, Jumat malam (21/11/2025).(poto/ist)
Banda Aceh, Satuju.com – Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., M.SP., secara resmi membuka Rapat Koordinasi Bursa Kerja Khusus (BKK) SMK Tahun 2025 yang digelar di Banda Aceh, Jumat malam (21/11/2025). Agenda ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan ketenagakerjaan, sekaligus menekan angka pengangguran di Aceh melalui revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dalam sambutannya, Murthalamuddin menegaskan bahwa SMK harus memainkan peran lebih besar dalam pembangunan ekonomi daerah. Menurutnya, SMK tidak cukup hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga harus menghadirkan ruang praktik nyata dan peluang usaha bagi siswanya.
“SMK harus bertransformasi menjadi pusat produksi dan pusat ekonomi baru. Tugas kita bukan hanya menyiapkan siswa untuk mencari kerja, tetapi membuka lapangan kerja baru,” tegasnya.
Murthalamuddin mencontohkan model kerja sama yang telah terbangun dengan sejumlah perusahaan, termasuk mitra dari Malaysia, sebagai bukti bahwa SMK memiliki potensi kuat untuk ikut terlibat dalam rantai industri global.
Ia juga menekankan pentingnya perubahan pola pikir di lingkungan sekolah kejuruan. Para kepala sekolah diminta meninggalkan pola lama yang hanya berfokus pada aspek administratif tanpa orientasi bisnis dan kemandirian.
“Ketika SMK mampu berdiri secara mandiri, sekolah-sekolah tersebut tidak hanya mencetak tenaga kerja siap pakai, tetapi juga menciptakan banyak peluang ekonomi untuk masyarakat,” ujarnya.
Murthalamuddin mendorong agar setiap SMK mulai menghitung potensi internal seperti kekuatan jurusan, mesin dan peralatan praktik, produk sekolah, hingga kemampuan guru yang bisa dikoneksikan secara kolaboratif antar-SMK maupun dengan SMA.
Ia menegaskan bahwa semua jurusan — termasuk teknik pendingin, otomotif, hingga permesinan — harus melihat potensi pasar yang bisa digarap bersama melalui jejaring produksi pendidikan.
Kita harus saling menghidupi, bukan saling menjatuhkan. Kolaborasi akan membuka peluang usaha dan ruang praktik yang lebih luas bagi siswa,” tegasnya.
Di akhir arahannya, Murthalamuddin mengajak seluruh kepala SMK dan guru untuk merumuskan langkah konkret memperkuat BKK, membuka pasar baru, serta menciptakan ekosistem pendidikan yang produktif dan berdaya saing.
“Ketika SMK hidup dan mandiri, maka kita semua juga akan hidup. Visi kita jelas: SMK pencipta kerja, bukan pencari kerja,” pungkasnya. (M.R)

