Misi Ketiga Capres-Cawapres Soal Program Energi untuk Indonesia Jika Terpilih
Ilustrasi
Jakarta, Satuju.com - Misi maupun program tersendiri terkait energi telah diutarakan Ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang bakal bertarung di Pilpres 2024.
Isu mengenai energi ini menjadi perhatian setiap pasangan capres-cawapres, yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Permasalahan mengenai energi dianggap penting karena penggunaannya sehari-hari. Setiap pasangan capres-cawapres rata-rata ingin melakukan transisi ke energi hijau.
Ada yang ingin memperkuat ketahanan energi, bahkan melakukan swasembada. Selain itu, ada juga pasangan capres-cawapres yang menyoroti subsidi energi.
Berikut Program energi dari Anies, Prabowo, dan Ganjar melansir CNNIndonesia.
1. Anies-Cak Imin
Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies-Cak Imin menyinggung isu energi pada misi nomor 1 mereka, dengan menekankan ketahanan energi.
"Memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dan biaya hidup murah melalui kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air," demikian bunyi misi nomor 1, dikutip dari buku Visi-Misi Anies-Cak Imin berjudul 'Indonesia Adil Makmur untuk Semua'.
Anies-Cak Imin pun mengelaborasi misi ketahanan energi itu menjadi beberapa poin. Pertama, membudayakan perilaku hemat energi, melalui edukasi masyarakat dan insentif kebijakan, serta memperbaiki ketepatan sasaran subsidi energi melalui perbaikan data dan pendekatan teknologi.
Kedua, mewujudkan perencanaan produksi dan ekspor energi yang berorientasi kepentingan nasional, dengan mempertimbangkan keamanan suplai dan cadangan dalam negeri.
Ketiga, menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen energi, termasuk negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah dan Timur Tengah, untuk
mendapatkan energi murah.
Keempat, meningkatkan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional hingga ke tingkat yang aman, untuk menjamin ketersediaan BBM dan memungkinkan dilakukannya perencanaan impor yang matang, untuk mendapatkan harga terbaik.
Kelima, memperkuat tata kelola importasi energi, terutama migas, untuk menekan ruang gerak para spekulan guna memberikan harga terbaik bagi rakyat.
Keenam, menerapkan teknologi terkini, untuk memaksimalkan efisiensi eksploitasi,termasuk menerapkan Enhanced Oil Recovery di berbagai sumur minyak bumi di Indonesia yang sudah tua.
Ketujuh, melakukan renegosiasi dan merealisasikan kesepakatan produksi energi yang tertunda, termasuk proyek Masela.
Kedelapan, melaksanakan program 'Indonesia Menuju EBT' melalui diversifikasi energi, termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, dan tenaga surya, dengan dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi, serta dengan memaksimalkan transfer teknologi.
Kesembilan, memaksimalkan peran panas bumi, di mana Indonesia memiliki sekitar 40 persen cadangan dunia, sebagai sumber energi penting, dengan mendorong penemuan cadangan terbukti oleh pemerintah, untuk menurunkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi.
Kesepuluh, membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas, untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), guna mendorong pertumbuhan EBT.
Kesebelas, mendorong inovasi pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatan, termasuk: project development funding, viability gap financing, dan credit enhancement funding.
Kedua belas, memanfaatkan green financing dengan bunga yang kompetitif, dan merealisasikan peluang carbon trading dan bursa karbon guna mendapatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri.
Ketiga belas, membentuk Dana Abadi (Resource Endowment Fund) berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA), yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT.
Keempat belas, mendorong penggunaan kendaraan umum oleh masyarakat melalui edukasi, perbaikan sarana-prasarana, peningkatan layanan dan keekonomian harga tiket, yang diikuti dengan konversi menuju kendaraan umum listrik.
Anies-Cak Imin juga ingin transisi energi dipercepat melalui pengembangan sumber terbarukan sesuai dengan potensi lokal dari setiap daerah, seperti eksplorasi geothermal, PLTS, dan PLTA, pemensiunan dini PLTU, serta pengembangan sistem ketenagalistrikan.
2. Prabowo-Gibran
Pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran menempatkan isu energi pada misi nomor dua mereka.
Visinya, 'memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Dalam buku visi misi berjudul 'Prabowo Gibran 2024 Bersama Indonesia Maju', pasangan ini menyebut pencapaian swasembada pangan, energi, dan air harus dilakukan secara cepat dan seksama.
Untuk energi, kata mereka, Indonesia berpeluang bisa menjadi raja energi hijau dunia melalui pengembangan produk biodiesel dan bio-avtur dari sawit, bioetanol dari tebu dan singkong, serta energi hijau lainnya dari angin, matahari, dan panas bumi.
"Pada 2029 dengan sumber daya alam yang ada, sangat optimis program biodiesel B50 dan campuran etanol E10 akan dapat tercapai," kata Prabowo-Gibran.
Untuk mencapai swasembada energi, Prabowo-Gibran memiliki sejumlah program kerja. Pertama, mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil sekaligus menjadikan Indonesia sebagai raja energi hijau dunia (super power) dalam bidang energi baru dan terbarukan (renewables) serta energi berbasis bahan baku nabati (bioenergy).
Kedua, mengembalikan tata kelola migas dan pertambangan nasional sesuai amanat Konstitusi, terutama Pasal 33 UUD 1945.
ketiga, memperbaiki skema insentif untuk mendorong aktivitas temuan cadangan sumber energi baru untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi nasional.
Keempat, merevisi semua tata aturan yang menghambat untuk meningkatkan investasi baru di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
Kelima, mendirikan kilang minyak bumi, pabrik etanol, serta infrastruktur terminal penerima gas dan jaringan transmisi/distribusi gas, baik oleh BUMN atau swasta.
Keenam, memperluas konversi BBM kepada gas dan listrik untuk kendaraan bermotor. Meningkatkan dan menambah porsi energi baru dan terbarukan dalam bauran listrik PLN.
Ketujuh, melanjutkan dan mengevaluasi pengembangan kawasan ekonomi khusus yang terspesialisasi dengan mengedepankan ekonomi hijau dan/atau ekonomi biru.
Prabowo-Gibran juga berjanji melanjutkan program mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (coal-fired power plant retirement) dengan berdasarkan pada asas keadilan dan keberimbangan.
3. Ganjar-Mahfud MD
Pasangan capres dan cawapres nomor 3 Ganjar-Mahfud memasukan isu energi ke dalam misi nomor 6 mereka yang berbunyi, "Mempercepat perwujudan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru".
Dalam buku visi misi Ganjar-Mahfud yang berjudul 'Menuju Indonesia Unggul, Gerak Cepat Mewujudkan Negara Maritim yang Adil dan Lestari', pasangan ini secara spesifik memasukkan isu energi dalam misi ekonomi hijau, yang dibagi dalam empat program kerja.
Pertama, transisi energi. Ganjar-Mahfud ingin pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai generator pembaharuan yang potensinya sekitar 3.700 GW secara bertahap untuk kebutuhan energi dalam negeri, sehingga porsi EBT di dalam bauran energi menjadi 25 persen sampai 30 persen hingga 2029.
Kedua, desa mandiri energi. Dalam program ini Ganjar-Mahfud ingin desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya, sehingga menjadi bagian dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.
Ketiga, limbah jadi berkah. Ganjar-Mahfud berjanji pengelolaan sampah dan limbah yang terintegrasi dan ramah lingkungan agar berkah ekologi dapat terwujud. Mengubah sampah menjadi peluang tambahan penghasilan alternatif bagi rakyat alias berkah ekonomi (waste to cash).
Keempat, ekonomi sirkuler. Meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan dengan ganyang plastik dan gebrak polusi melalui pendekatan reduce, reuse, recycle, repair and refabricate (5Rs).

