Survei Voxpol: Edy Natar dan Syamsuar yang Terdepan Perebutkan Kursi Gubernur Riau

Edy Natar Nasution dan Syamsuar

Pekanbaru, Satuju.com - Kontestasi Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2024 diwarnai dengan munculnya bakal calon kepala daerah dengan berbagai latar belakang, politikus, birokrat militer, pengusaha, dan lain sebagainya. 

Menariknya, berdasarkan hasil survei lembaga Voxpol pimpinan Pangi Sarwi, popularitasitas dan elektabilitas mantan Gubernur Riau Brigjen TNI (Pur) Edy Natar Nasution sebesar 12,4 persen bersaing ketat dengan Ketua DPD Golkar Riau Syamsuar mendapat persentase 13,4 persen. 

Kemudian disusul Abdul Wahid (anggota DPR RI) 5,4 persen, Syahrul Aidi (DPR RI) 4,0 persen, Muhammad Wardan (eks Bupati Inhil) 3,3 persen, Yopi Arianto (eks Bupati Inhu) 3,0 persen. 

Poluleritas dan elektabilitas Mantan Dandrem 031 Wirabima yang berbeda tipis dengan Syamsuar menjadi suatu hal yang menarik. Sebab Balon Gubri dengan tagline BBM (Berani Bela Masyarakat) baru bergerak melakukan sosialisasi dalam 2 atau tiga bulan belakangan ini. 

Menanggapi hal itu, Pengamat politik dari Universitas Lancang Kuning Alexsander Yandra SIP MSi mengatakan masyarakat Riau saat ini membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas. 

“Riau membutuhkan kepemimpinan yang bersih, jujur ​​dan berani serta punya pengalaman memimpin Riau. Oleh karena itu, perlu orang yang tegas dan punya karisma yang merakyat dan sederhana,” kata Alex kepada wartawan Jumat (24/5). 

Alex tak menyebut siapa pemimpin berani dan merakyat yang dimaksud. Namun, dia menilai masyarakat mengetahui siapa sosok tersebut. 

“Pemimpin yang punya semangat mendobrak, berani membela masyarakat. Bukan hanya pemimpin yang administratif dan birokratif. Kita tidak butuh lagi pemimpin yang administratif tersebut,” ucap Alex. 

Bukan karena tanpa, saat ini Alex mengatakan Riau berada dalam fase yang harus maju. Menurutnya, pemilih di Riau lebih rasional. 

“Pemilih Riau 70 persen rasional, 20 persen mempengaruhi faktor psikologis dan faktor sisa sosiologis. Artinya di Riau sudah masuk mayoritas pemilih cerdas yang berorientasi pada program visi misi dan rekam jejak kandidat,” terang Alex. 

Menurut Alex, pemilih yang rasional biasanya mengutamakan pada pemimpin yang memiliki program, visi misi, catatan perdagangan serta kompetensi yang dilihat dari pengalaman dalam memimpin Riau. 

“Preferensi pemilih Riau yang mayoritas melayu sangat mengidentikan pada pemimpin yang religius, yang dekat dengan para santri, pemilih muda atau mileneal dan Gen Z. Selain itu juga dekat dengan para ulama, tokoh agama, ormas islam, perlu menjadi catatan penting,” kata Alex . 

Alex menyebutkan, secara politik kesolehan sosial itu menjadi hal yang prioritas bagi pemimpin. Kesolehan sosial yang dimaksud dapat dilihat dari kedekatan pemimpin dengan masyarakat serta sesama koleganya. 

Selain itu juga pemimpin yang bisa membangun program-program kerakyatan dan anti korupsi. 

“Kita lihat, Riau itu butuh pemimpin yang merakyat sederhana, mampu mendobrak ide-ide inovatif untuk Riau. Bukan pemimpin yang hanya menjalankan administrasi. Bahkan kita tidak butuh pemimpin yang mencla mencle, harus berani bela masyarakat,” terangnya. 

Alex berharap Gubernur Riau terpilih selain berani membela masyatakat, juga bisa memimpin demi kepentingan rakyat.**