OJK Catat Utang Anak Muda Cukup Besar

Ilustrasi

Jakarta, Satuju.com - Tingkat utang yang diambil oleh anak muda dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) cukup besar. Termasuk dari penggunaan layanan beli sekarang bayar nanti (BNPL).

Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan masalah paylater sudah menjadi perhatian di seluruh dunia.

Informasi mengenai tingkat utang anak muda ini menjadi berita yang paling banyak dibaca. Berikut daftarnya per Minggu 6 Oktober 2024:

1. OJK: Anak Muda Kebanyakan Utang dari Paylater

toritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat utang yang diambil oleh anak muda cukup besar. Termasuk dari penggunaan layanan beli sekarang bayar nanti (BNPL).

Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan masalah paylater sudah menjadi perhatian di seluruh dunia.

"Sebenarnya paylater itu, ini saya sampaikan ini juga sudah menjadi perhatian regulator di seluruh dunia, kan kita ada forum International Network on Financial Education yang OECD," kata Friderica usai gelaran Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2024, OJK di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (5/10/2024).

2. Ekonomi Indonesia Terancam Masuk Krisis, Ini yang Harus Dilakukan

Kondisi ketidakstabilan perekonomian dunia saat ini masih tetap dirasakan. Di tengah kelesuan perekonomian dalam negeri yang perlu ditangani, perekonomian Indonesia terancam masuk krisis.

Beberapa faktor yang menunjukkan perekonomian sedang tidak baik diantaranya tercatat dari Data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 menurun ke level 49,7, sedangkan di bulan sebelumnya Juni 2024 berada di level 50,7. Kemudian Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan deflasi di level 0,18% per Juli 2024.

Faktor yang ikut menjaga stabilitas perekonomian Indonesia salah satunya didukung oleh kehadiran peran perusahaan pembiayaan.

Dengan peran yang dibutuhkan masyarakat ini, perusahaan pembiayaan memiliki peran memberikan perlindungan kepada masyarakat dari pinjaman yang memberikan bunga tinggi, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan akses pinjaman yang lebih mudah, membantu pengembangan bisnis, dan membantu pengembangan infrastruktur mengingat biaya pembangunan yang tinggi. Peran inilah yang mendukung masyarakat kembali mengaktifkan roda perekonomian.

3. 10 Tahun, Menteri Basuki Telah Bangun 10,2 Juta Rumah

Program sejuta rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (jokowi) di awal pemerintahan atau pada tahun 2014 berjalan sesuai target. Hingga saat ini lebih dari 10 ribu rumah telah dibangun dalam program tersebut 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, Kementerian PUPR telah membangun 10,2 juta unit rumah bagi masyarakat melalui Program Sejuta Rumah. Pembangunan ini dilakukan selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kalau yang Program Sejuta Rumah hasilnya 10,2 juta unit rumah, tapi ini bukan hanya APBN, termasuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) semua, ujar Menteri Basuki dikutip dari Antara, Sabtu (5/10/2024).