Tim Pengawal Firli Bahuri Intimidasi Jurnalis saat di Aceh

etua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri

Jakarta, Satuju.com - Tim pengawal Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri diduga melakukan perlakuan yang tidak menyenangkan kepada dua jurnalis di Banda Aceh.

Jurnalis kedua itu diintimidasi saat merekam Firli Bahuri makan durian di Warkop Sekber Jurnalis, Banda Aceh, Kamis (9/11) malam. Jurnalis kedua tersebut yaitu Raja Umar dari Kompas TV dan Lala Nurmala dari Puja TV.

Raja Umar mengatakan awalnya dia ingin melakukan wawancara Firli. Namun ditolak oleh Firli karena sedang makan durian.

Saat itu saya ingin mewawancarai Ketua KPK terkait agenda kunjungan ke Aceh dan meminta tanggapannya terhadap tudingan Firli menyampaikan waktu dari panggilan Polda Metro. Lalu Firli menjawab 'tidak ada komentar, saya lagi makan duren', kata Umar kepada wartawan, Jumat (10/10/2021). 11).

Lalu Umar meminta izin agar Firli mau memberi komentar setelah makan durian sambil menunggu agak jauh dari meja tempat Firli makan. Namun, pihak kepolisian pengawal Firli mendatangi Umar untuk menghapus semua foto dan video.

Awalnya Umar tidak menanggapi permintaan polisi tersebut, karena ia sudah menyebut dirinya jurnalis sambil menunjukkan kartu identitas pers. Lalu Umar kembali datangi polisi berpakaian preman untuk memeriksa semua galeri ponsel miliknya.

"Karena terpaksa disuruh buka galeri di ponsel, saya langsung hidupkan rekaman saya rekam, lalu saya tanya sambil buka galeri yang mana foto yang harus saya hapus. dan polisi itu tahu saya merekam audio dia juga meminta menghapus rekaman tersebut lalu saya melawan," ucapnya.

Rekaman audio tersebut juga sudah sempat dikirim oleh Umar ke redaksinya dan ke grup wartawan di Aceh lainnya, agar bisa dijadikan barang bukti jika terjadi sesuatu padanya.

Sementara itu Jurnalis Puja TV, Lala Nurmala mendapat perlakuan yang sama dengan Umar. Ia sempat merekam saat Umar meminta izin kepada Firli untuk wawancara.

Aksi Lala juga diketahui oleh tim pengawal Firli Bahuri dan menanyakan kepada Lala apakah mengambil video atau tidak. Saat itu Lala menjawab tidak merekam.

Kemudian pengawal tersebut meminta Lala untuk membuka galeri ponsel untuk menghapus semua foto dan video yang berhubungan dengan Firli. Kemudian Lala menghapus beberapa foto dan video karena tertekan.

"Terus dia meminta hapus. Akhirnya saya hapus. Ya, ini kan sudah ditekan. Dia minta buka ponsel kita, padahal ponsel itu kan privasi kita sebenarnya. Sedangkan saya dari awal sudah bilang tidak merekam, tapi dia mengizinkan memaksa," dia.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan pihaknya sudah menerima informasi tersebut dan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu.

“Oh iya saya membaca dalam pemberitaan itu, tentu kami nanti segera cek ya karena memang kami kan tidak tahu siapa yang melakukan itu,” ujar Ali di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat.

Ali menyebut tindakan intimidasi tidak dapat diterima, terutama terhadap orang yang sedang melakukan pekerjaannya.

“Yang pasti tidak boleh kalau memang betul ada intimidasi pada teman-teman jurnalis karena kami sangat yakin pada kebebasan pers untuk teman-teman dapat informasi dan disampaikan kepada masyarakat,” ucap Ali.

"Kami belum tahu apakah dari pihak KPK atau bukan. Kalau teman-teman bisa pastikan dari petugas KPK baru nanti kami akan cek kembali tentunya," ujarnya.

Diketahuinya, kedatangan Firli Bahuri ke Aceh dalam rangka mengikuti road show bus KPK dan Road To Hakordia. Di sela kegiatan dinas KPK tersebut, Firli juga terpantau melakukan aktivitas belajar masak nasi goreng, main bulu tangkis, merayakan ulang tahun ke-60 hingga makan duren dengan didampingi para pemilik media yang tergabung dalam JMSI.